Cosplay mengenakan kostum grup musik Malice Mizer
Cosplay di distrik Harajuku,
Tokyo
Cosplay (コスプレ Kosupure?) adalah istilah bahasa Inggris buatan
Jepang (wasei-eigo)
yang berasal dari gabungan kata "costume" (kostum) dan "play"
(bermain). Cosplay berarti hobi mengenakan pakaian beserta aksesori dan
rias wajah seperti yang dikenakan tokoh-tokoh dalam anime, manga, manhwa, dongeng,
permainan
video, penyanyi dan musisi idola, dan film kartun. Pelaku cosplay
disebut cosplayer, Di kalangan penggemar, cosplayer juga
disingkat sebagai layer.
Di Jepang, peserta cosplay bisa dijumpai dalam
acara yang diadakan perkumpulan sesama penggemar (dōjin circle), seperti
Comic Market,
atau menghadiri konser dari grup musik yang bergenre visual kei.
Penggemar cosplay termasuk cosplayer maupun bukan cosplayer
sudah tersebar di seluruh penjuru dunia, yaitu Amerika, RRC, Eropa, Filipina,
maupun Indonesia.
Sejarah
Sejak paruh kedua tahun 1960-an, penggemar cerita dan
film fiksi ilmiah
di Amerika Serikat sering mengadakan konvensi fiksi ilmiah.
Peserta konvensi mengenakan kostum seperti yang yang dikenakan tokoh-tokoh film
fiksi ilmiah seperti Star Trek. Budaya Amerika Serikat sejak dulu
mengenal bentuk-bentuk pesta topeng (masquerade) seperti dalam perayaan Haloween
dan Paskah
Tradisi penyelenggaraan konvensi fiksi ilmiah sampai ke
Jepang pada dekade 1970-an dalam bentuk acara peragaan kostum (costume show)
Di Jepang, peragaan "cosplay" pertama kali dilangsungkan tahun 1978 di Ashinoko, Prefektur Kanagawa dalam bentuk pesta topeng
konvensi fiksi ilmiah Nihon SF Taikai ke-17.
Kritikus fiksi ilmiah Mari Kotani menghadiri konvensi dengan mengenakan kostum
seperti tokoh dalam gambar sampul cerita A Fighting Man of Mars karya Edgar Rice Burroughs. Tidak hanya Mari
Kotani menghadiri Nihon SF Taikai sambil ber-cosplay. Direktur
perusahaan animasi Gainax,
Yasuhiro Takeda memakai kostum tokoh Star Wars.
Pada waktu itu, peserta konvensi menyangka Mari Kotani
mengenakan kostum tokoh manga Triton of the Sea
karya Osamu Tezuka.
Kotani sendiri tidak berusaha keras membantahnya, sehingga media massa sering
menulis kostum Triton of the Sea sebagai kostum cosplay pertama
yang dikenakan di Jepang. Selanjutnya, kontes cosplay dijadikan acara
tetap sejak Nihon SF Taikai ke-19 tahun 1980. Peserta mengenakan kostum Superman,
Atom Boy,
serta tokoh dalam Toki o Kakeru Shōjo dan film Virus.
Selain di Comic Market, acara cosplay menjadi
semakin sering diadakan dalam acara pameran dōjinshi dan pertemuan
penggemar fiksi ilmiah di Jepang.
Majalah anime di Jepang sedikit demi sedikit mulai memuat
berita tentang acara cosplay di pameran dan penjualan terbitan dōjinshi. Liputan
besar-besaran pertama kali dilakukan majalah Fanroad edisi perdana
bulan Agustus 1980.
Edisi tersebut memuat berita khusus tentang munculnya kelompok anak muda yang
disebut "Tominoko-zoku" ber-cosplay di kawasan Harajuku
dengan mengenakan kostum baju bergerak Gundam.
Kelompok "Tominoko-zoku" dikabarkan muncul sebagai tandingan bagi Takenoko-zoku (kelompok
anak muda berpakaian aneh yang waktu itu meramaikan kawasan Harajuku). Istilah
"Tominoko-zoku" diambil dari nama sutradara film animasi Gundam, Yoshiyuki Tomino, dan
sekaligus merupakan parodi dari istilah Takenoko-zoku. Foto peserta cosplay
yang menari-nari sambil mengenakan kostum robot Gundam juga ikut dimuat.
Walaupun sebenarnya artikel tentang Tominoko-zoku hanya dimaksudkan untuk
mencari sensasi, artikel tersebut berhasil menjadikan "cosplay"
sebagai istilah umum di kalangan penggemar anime.
Sebelum istilah cosplay digunakan oleh media massa
elektronik, asisten penyiar Minky Yasu sudah sering melakukan cosplay.
Kostum tokoh Minky Momo sering dikenakan Minky Yasu dalam
acara temu darat mami no
RADI-karu communication yang disiarkan antara lain oleh Radio Tōkai sejak tahun 1984. Selanjutnya, acara
radio yang sama mulai mengadakan kontes cosplay. Dari tahun 1989 hingga 1995, di tv asahi
ditayangkan ranking kostum cosplay yang sedang populer dalam acara Hanakin Data Land.
Sekitar tahun 1985, hobi cosplay semakin meluas di Jepang karena cosplay
telah menjadi sesuatu hal yang mudah dilakukan. Pada waktu itu kebetulan tokoh Kapten
Tsubasa sedang populer, dan hanya dengan kaus T-shirt
pemain bola Kapten Tsubasa, orang sudah bisa "ber-cosplay".
Kegiatan cosplay dikabarkan mulai menjadi kegiatan berkelompok sejak
tahun 1986.
Sejak itu pula mulai bermunculan fotografer amatir (disebut kamera-kozō)
yang senang memotret kegiatan cosplay.
Cosplay di Indonesia
Cosplayer adalah orang yang mengenakan pakaian/kostum/cosplay.
Kebanyakan costume yang digunakan dari Jepang. Di Indonesia sangat jarang
ditemukan Cosplayer yang mengenakan pakaian dari komik luar asia, beberapa
menggunakan tipe eropa tetapi dikarenakan di ambil dari manga/manwa bukan dari
komik luar asia.
Pembagian cosplay
Secara umum cosplay dinilai sama. Tetapi tak langsung
dalam beberapa event yang terjadi di Indonesia sering dilakukan
pembagian/kategori cosplay
- Cosplay anime/manga. Cosplay yang berasal dari anime maupun manga. Biasanya manhwa termasuk didalamnya termasuk comic dari amerika.
- Cosplay Game. Cosplay yang berasal atau mengambil dari karakter di Game.
- Cosplay Tokusatsu. Cosplay yang berasal atau mengambil dari karakter di film tokusatsu.
- Cosplay Gothic. Cosplay yang berasal atau mengambil dari karakter bernuansa gelap atau Gothic. Biasanya digabung dengan Lolita.
- Cosplay Original. Cosplay yang benar-benar original tidak ada di anime, tokusatsu dan lainnya. Atau memiliki dasar yang sama seperti tokoh game Kingdom heart misalnya: Sora (Kingdom Heart) tetapi berbentuk metalic (modern)
- Harajuku Style. Beberapa cosplayer sering menduga Harajuku style adalah bagian dari cosplay. Beberapa Harajuku style muncul di manga/anime seperti Nana.
Sejarah cosplay di Indonesia
Pada awalnya cosplay tidak begitu banyak di kenal di
Indonesia. Pada awal 2000-an, beberapa event seperti Gelar Jepang UI mengadakan
Event Cosplay. Tetapi saat itu belum ada yang berminat, cosplay pertama saat
itu hanyalah EO dari acara Gelar Jepang tersebut.
Beranjak dari Event Jepang, beberapa pemuda-pemudi
(kebanyakan pemudi) di Bandung memperkenalkan gaya Harajuku dan hadirnya
cosplayer pertama yang bukan merupakan EO saat itu. Berlanjut hingga sekarang,
hampir tiap bulannya selalu ada event cosplay di Jakarta, dan di kota-kota
besar di Indonesia.
Beberapa event yang sering hadir adalah:
- Gelar Jepang. Biasanya ada di Universitas. Umumnya di Universitas Indonesia.
- Bunkasai. Biasanya ada di Universitas.
- Hellofest.
- Animonster event. Beberapa event yang disponsori oleh animonster termasuk event cosplay di dalamnya.
- Extravaganza, Cosplayer berdialog kocak, cosplay kartun Nickelodeon dan anime Jepang dijadikan satu dalam Extravaganza di bagian cerita yang berjudul "Sasuke", Putri Salju muncul dibagian selanjutnya.