Aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga
bahan bakar minyak bersubsidi di Bekasi, ricuh. Puluhan mahasiswa yang
tergabung dalam Aliansi Gerakan Perlawanan Tolak Kenaikan Harga BBM
membakar ban bekas di Jalan Ahmad Yani, tepat di perempatan lampu merah
depan Pintu Tol Bekasi Barat, Senin sore, 26 Maret 2012,
Dua mahasiswa sempat terlibat adu jotos dengan petugas kepolisian dari Polresta Bekasi Kota. Insiden itu terjadi saat polisi berusaha mengamankan sisa ban yang baru dipadamkan.
Mahasiswa menilai tindakan petugas itu sebagai langkah menghalang-halangi aksi mereka. Sementara itu, polisi beralasan sisa ban perlu diamankan agar tidak lagi dibakar karena dikhawatirkan bakal mencederai pengunjuk rasa sendiri.
Aksi saling pukul tidak berlangsung lama, setelah koordinator aksi Samsul Martha Nugraha yang ikut terlibat dalam keributan itu, menenangkan pengunjuk rasa lainnya.
"Aksi ini kami lakukan karena kami menilai pemerintahan SBY sudah gagal. SBY tidak bisa melindungi rakyatnya dengan menaikkan harga BBM," teriak Samsul.
Dia mengatakan aksi ini sebagai langkah awal menjelang demo besar-besaran pada Selasa besok, 27 Maret. Mahasiswa mengancam akan memblokir jalan utama di depan kampus mereka masing-masing.
"Aliansi ini gabungan dari BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Bekasi Raya, Batavia Raya, dan BEM Nusantara. Besok selama dua hari kami akan blokir jalan depan kampus, supaya pemerintah membatalkan kenaikan harga BBM bersubsidi," katanya.
Diterangkan Samsul, Aliansi Gerakan Perlawanan pada Selasa besok akan bergabung melakukan aksi serupa di Jakarta. "Sedangkan pada 29 Maret, kami juga akan serang DPR di Senayan dan Istana Negara supaya kenaikan BBM dibatalkan," katanya.
Hingga berita ini diturunkan aksi unjuk rasa mahasiswa di Jalan Ahmad Yani masih berlangsung dan menimbulkan kemacetan parah, terutama di sekitar perempatan lampu merah depan pintu tol Bekasi Barat. Kemacetan tak pelak terjadi karena aksi digelar di badan jalan. Polisi dibantu aparat TNI dari Kodim 0507 Bekasi terlihat ikut membantu pengamanan. (kd)
Dua mahasiswa sempat terlibat adu jotos dengan petugas kepolisian dari Polresta Bekasi Kota. Insiden itu terjadi saat polisi berusaha mengamankan sisa ban yang baru dipadamkan.
Mahasiswa menilai tindakan petugas itu sebagai langkah menghalang-halangi aksi mereka. Sementara itu, polisi beralasan sisa ban perlu diamankan agar tidak lagi dibakar karena dikhawatirkan bakal mencederai pengunjuk rasa sendiri.
Aksi saling pukul tidak berlangsung lama, setelah koordinator aksi Samsul Martha Nugraha yang ikut terlibat dalam keributan itu, menenangkan pengunjuk rasa lainnya.
"Aksi ini kami lakukan karena kami menilai pemerintahan SBY sudah gagal. SBY tidak bisa melindungi rakyatnya dengan menaikkan harga BBM," teriak Samsul.
Dia mengatakan aksi ini sebagai langkah awal menjelang demo besar-besaran pada Selasa besok, 27 Maret. Mahasiswa mengancam akan memblokir jalan utama di depan kampus mereka masing-masing.
"Aliansi ini gabungan dari BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Bekasi Raya, Batavia Raya, dan BEM Nusantara. Besok selama dua hari kami akan blokir jalan depan kampus, supaya pemerintah membatalkan kenaikan harga BBM bersubsidi," katanya.
Diterangkan Samsul, Aliansi Gerakan Perlawanan pada Selasa besok akan bergabung melakukan aksi serupa di Jakarta. "Sedangkan pada 29 Maret, kami juga akan serang DPR di Senayan dan Istana Negara supaya kenaikan BBM dibatalkan," katanya.
Hingga berita ini diturunkan aksi unjuk rasa mahasiswa di Jalan Ahmad Yani masih berlangsung dan menimbulkan kemacetan parah, terutama di sekitar perempatan lampu merah depan pintu tol Bekasi Barat. Kemacetan tak pelak terjadi karena aksi digelar di badan jalan. Polisi dibantu aparat TNI dari Kodim 0507 Bekasi terlihat ikut membantu pengamanan. (kd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar